Selasa, 06 September 2016

BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI JASA-JASA PAHLAWANNYA

| Selasa, 06 September 2016


Bung Karno, terlahir dengan nama Kusno Sosrodihardjo (6 Juni 1901 - 21 Juni 1970) adalah anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru asal Jawa, dengan Ida Ayu Nyoman Rai asal Buleleng, Bali.

Bung Karno sebagai Presiden RI pertama merupakan �bintang� yang bersinar diantara para pemimpin negara-negara besar pada saat itu.  Beliau merupakan salah satu tokoh besar yang mewujudkan cita-cita mempersatukan Indonesia yang terdiri dari beragam budaya, bahasa, suku dan agama.

Cita-cita beliau tertuang dengan konsep negara Nasionalis, Agama dan Komunis (Nasakom) yang mengayomi semua golongan dalam payung NKRI. Semua bersatu dalam satu jati diri, Indonesia. Beliau mengerti apa yang diperlukan dalam keberagaman Indonesia. Tentunya dalam cita-cita Bung Karno �keberagaman� bukanlah ancaman tetapi suatu kekuatan yang seharusnya dipelihara anak-cucu bangsa Indonesia. Bung Karno dengan kharismanya mewakili bangsa Indonesia dalam kancah politik dunia. Mungkin para tokoh dunia juga mengagumi cita-cita beliau untuk bangsa yang besar dan beragam ini. Setiap orang bisa mempunyai impian menjadi orang terkenal, tetapi tidak banyak orang yang bisa mewujudkan impiannya sebagai warisan bangsa.
Mari kita kilas balik kiprah Bung Karno diantara para pemimpin bangsa, bukti kebesaran cita-cita beliau yang diakui dunia.

Bung Karno dengan kharismanya mewakili bangsa Indonesia dalam kancah politik dunia. Mungkin para tokoh dunia juga mengagumi cita-cita beliau untuk bangsa yang besar dan beragam ini. Setiap orang bisa mempunyai impian menjadi orang terkenal, tetapi tidak banyak orang yang bisa mewujudkan impiannya sebagai warisan bangsa.
Mari kita kilas balik kiprah Bung Karno diantara para pemimpin bangsa, bukti kebesaran cita-cita beliau yang diakui dunia.

Banyak momen penting dan kesulitan telah dilalui NKRI dan cita-cita Bung Karno tidak lekang oleh panas terik dan tidak luntur diguyur hujan badai. Bung Karno telah pergi ke pangkuan Tuhan YME, tetapi cita-citanya menjadi warisan milik bangsa Indonesia. Jangan biarkan cita-cita Bung Karno �mati� oleh ulah segelintir orang yang tidak mengenal kebesaran bangsa Indonesia dan tidak mengerti akan keluhuran cita-cita para pendiri Republik ini.

Jika melihat kilas balik perjalanan Bung Karno sebagai salah satu bapak bangsa Indonesia, apalah arti jargon-jargon sektarian segelintir orang yang gemar memelintir agama dan kepentingan golongan untuk memuaskan rasa haus akan kekuasaan. Apalah arti semboyan-semboyan �perjuangan kebenaran� jika hasilnya hanya mengkhianati cita-cita para bapak bangsa Indonesia. Apakah Indonesia akan menjadi bangsa yang besar jika hanya menjadi pemuas nafsu segelintir orang atas nama agama atau partai ?
Bung Karno telah pergi, tetapi jangan biarkan cita-citanya pergi juga !